"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak bina¬sa, melainkan beroleh hidup yang kekal" (Yoh. 3:16).
Produksi besar-besaran, dibuat menurut pesanan,
satu-satunya jenis ini adalah istilah yang digunakan untuk menandakan nilai
tambah. Lukisan minyak yang satu-satunya dalam jenis ini dilukis oleh pelukis
terkenal dijual orang seharga jutaan rupiah. Yesus adalah Anak Allah yang
tunggal. Alkitab Amplified Bible menerjemahkan "Anak-Nya yang tunggal"
sebagai "unik." Yesus sesungguhnya adalah unik—hanya Dia
satu-satunya jenis itu.
Apa yang unik pada Yesus? Ia adalah intisari kasih Allah
yang diwujudkan dalam pribadi. Kasih Allah begitu mengesankan saya sehingga
saya meringkaskannya dalam Alkitab saya di samping Yohanes 3:16: "Orang
bisa menyia-nyiakan, menolak, mengabaikan, memukul, melukai, dan menyalibkan
Kristus; dan respons-Nya satu-satunya ialah semakin lebih banyak kasih."
Jurang dosa dan kematian yang mengerikan memisahkan kita
dari Allah (Yes. 59:2, 3).-Dosa dan kejahatan kita mengharuskan kita menerima
kematian kekal, dan Yesus Kristus harus datang ke dunia kita ini, supaya
"setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh
hidup yang kekal." Allah berbuat lebih dari sekadar memandang dengan
simpati jurang dosa dan kematian itu—Ia menjembatani jurang yang semakin
melebar. Yesus datang ke dunia kita untuk mewujudkan cita-cita Allah,
menyeberangi jurang, dan memulihkan hubungan kita dengan Allah. Ia
menghubungkan kembali orang-orang berdosa yang diselamatkan kepada Allah
mereka, membangun kembali hubungan antara diri-Nya sendiri dengan manusia yang
diciptakan-Nya.
Yesus adalah jembatan yang membawa kita dari kehidupan
kesia-siaan menyeberangi jurang dosa dan kematian yang mengerikan kepada
kebahagiaan dan kehidupan yang kekal. Hanya bilamana jurang dosa dan kematian
telah diseberangi, dan kita beijalan ke hadirat Allah, barulah kita akan
memperoleh kepuasan dalam hidup. Yesus memperlihatkan hati Allah yang sakit
dengan kasih kekal, pada waktu Ia berduka atas kesusahan dan masalah kita. Ia
mau memuaskan kerinduan kita, menyembuhkan setiap hati yang luka dan berdarah.
Dua pekan mendatang kita akan mempelajari 14 kebenaran besar
yang membuat Yesus "unik." Di atas ke-14 pilar inilah Yesus
meletakkan jembatan dengan tubuh-Nya sendiri, yang memindahkan kita dari
lingkungan kematian yang kekal kepada kehidupan baru dan kekal pada masa yang
akan datang.— Daniel R Guild, Kabar Baik
yang Abadi. Bandung, Indonesia: Indonesia Publishing House, 2002.